- Liga Free Flight Seri I 2013, IFC IV
Liga Free Flight Seri I, 2013 akan digelar dalam event Ista Flying Contest IV (IFC IV) oleh Himpunan Mahasiswa Mesin IST Akprind, Yogyakarta.pada :
Hari : Kamis s.d. Senin
Tanggal : 21 s.d. 25 Pebruari 2013
Tempat : Lapangan Udara Gading, Provinsi DIY.
Waktu : 0800 s.d. 1700
- Liga RC Airplane Pylon Race Seri I, 2013
Akan dilaksanakan pada :Hari : Jum'at - Minggu
Waktu : 00.08 - 17.00 WIB
Tanggal : 22-24 Februari 2013
Tempat : Lapangan Aeromodelling Lanud Sulaiman Prov. Jawa Barat
- Liga F2D Seri I, 2013
Liga F2D (Control Line Combat) Seri I 2013 akan dilaksanakan pada :
Hari : Jum’at s.d. Minggu
Tanggal : 29 s.d. 31 Maret 2013
Tempat : Lapangan Aldiron, Pancoran, Provinsi DKI Jakarta
Waktu : 0800 s.d. 1700
Senin, 21 Januari 2013
EVENT AEROMODELLING 2013
Pada dasarnya FASI Aeromodelling memiliki agenda rutin yang tidah harus dalam 1 tahun selesai. Namun tahun 2013 ini event Aeromodelling lebih ramai dari tahun-tahun kemaren khususnya tahun 2011-2012,mungkin persiapan PRAPON dan PON yang memakan banyak pikiran dan tenaga agar hasilnya maksimal. Berikut adalah agenda yang sementara kami dapat tentang event Aeromodelling dittahun 2013 dikutip langsung dari web resmi FASI Aeromodelling
AIRFOIL bag II
Karakteristik Airfoil
Di terowongan angin atau pada sebuah
penerbangan, sebuah airfoil secara
sederhana adalah sebuah objek streamline
yang disisipkan pada aliran udara yang bergerak. Jika airfoilnya berbentuk tetesan air maka perubahan kecepatan dan
tekanan dari aliran udara yang melewati bagian atas dan bawah akan sama di
kedua sisi. Tapi kalau bentuk tetesan air itu dipotong di tengah dengan sama
rata, hasilnya adalah sebuah bentuk sederhana airfoil (sayap). Jika airfoil
itu dinaikkan (mendongak) maka aliran udara akan menabrak dengan sebuah sudut
tertentu (angle of attack), molekul udara yang bergerak melewati
permukaan atas akan dipaksa untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan molekul udara yang bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul di atas harus menjalani jarak yang
lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yang di atas. Pertambahan kecepatan
ini mengurangi tekanan di atas airfoil
(Mulyadi, 2010).
Momentum adalah resistansi dari
sebuah benda yang bergerak ketika arah dan besar gerakannya diubah. Ketika
setiap benda dipaksa untuk bergerak dalam gerakan melingkar, benda tersebut
akan memberikan reaksi resistansi dengan arah keluar yang berlawanan dengan pusat
putaran. Ini disebut gaya sentrifugal. Seperti pada gambar 2
terlihat ketika partikel udara bergerak dengan arah melengkung AB, gaya
sentrifugal cenderung membuangnya ke arah panah antara A dan B, sehingga
menyebabkan udara untuk mendesak lebih dari tekanan normal di leading edge-nya airfoil. Tapi setelah partikel udara
melewati titik B (titik berbalik arah dari arah lengkungan/kurva) gaya
sentrifugal cenderung untuk membuang partikel pada arah panah antara B dan C
(menyebabkan berkurangnya tekanan pada airfoil).
Efek ini berlaku sampai partikel udara mencapai titik C, titik kedua berbalik
arah dari lengkungan aliran udara. Kembali lagi, gaya sentrifugal dibalikkan
dan partikel udara cenderung untuk memberi sedikit lebih tekanan dari normal
pada trailing edge dari airfoil
tersebut, sebagaimana digambarkan dengan panah pendek antara C dan D (Suseno,
2010).
Gambar 2 Momentum Mempengaruhi
Aliran Udara Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)
Tekanan udara dari permukaan bagian
atas airfoil disebarkan sehingga
tekanan lebih besar di leading edge daripada tekanan atmosfir sekitarnya,
menyebabkan tahanan yang kuat pada gerakan ke depan, tapi tekanan udara lebih
sedikit daripada tekanan atmosfir sekitarnya di sebagian besar permukaan atas
(B ke C). Seperti terlihat pada penggunaan teori Bernoulli pada sebuah bejana
venturi, pertambahan kecepatan udara pada bagian atas dari airfoil menyebabkan turunnya tekanan. Tekanan yang turun ini adalah
salah satu komponen dari total daya angkat. Tapi adalah sebuah kesalahan untuk
berasumsi bahwa perbedaan tekanan antara permukaan bagian atas dan bagian bawah
tersebut adalah satu-satunya hasil total dari produksi daya angkat (Suseno,
2010).
Sebuah tekanan positif dihasilkan karena sifat udara yang mengalir di bawah sayap, terutama pada angle of attack yang tinggi. Tapi ada aspek lain dari aliran udara ini yang harus dipelajari. Pada sebuah titik di dekat leading edge, aliran udara pada hakekatnya sebenarnya berhenti (stagnation point) dan dengan bertahap kecepatannya akan bertambah. Di titik yang sama di trailing edge, kembali lagi aliran udara itu mencapai kecepatan yang sama dengan kecepatan aliran udara di permukaan atasnya. Sesuai dengan prinsip Bernoulli, ketika aliran udara makin pelan di bawah sayap, sebuah tekanan positif ke atas terjadi menekan sayap, jika kecepatan fluida berkurang, tekanan harus bertambah (Suseno, 2010).
Sebuah tekanan positif dihasilkan karena sifat udara yang mengalir di bawah sayap, terutama pada angle of attack yang tinggi. Tapi ada aspek lain dari aliran udara ini yang harus dipelajari. Pada sebuah titik di dekat leading edge, aliran udara pada hakekatnya sebenarnya berhenti (stagnation point) dan dengan bertahap kecepatannya akan bertambah. Di titik yang sama di trailing edge, kembali lagi aliran udara itu mencapai kecepatan yang sama dengan kecepatan aliran udara di permukaan atasnya. Sesuai dengan prinsip Bernoulli, ketika aliran udara makin pelan di bawah sayap, sebuah tekanan positif ke atas terjadi menekan sayap, jika kecepatan fluida berkurang, tekanan harus bertambah (Suseno, 2010).
Pada dasarnya, hal ini hanyalah
“memperkuat tekanan positif” karena kejadian ini menambah perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan bawah dari airfoil,
sehingga menambah total daya angkat dibandingkan jika tidak ada penambahan
tekanan di bagian bawah permukaan. Kedua prinsip Bernoulli dan hukum Newton
bekerja jika daya angkat diproduksi oleh sebuah airfoil. Dari percobaan yang dilakukan pada model di terowongan
angin sebenarnya, telah diketahui bahwa pada waktu udara mengalir sepanjang
permukaan dari sebuah sayap dengan angle of attack yang berbeda-beda,
maka ditemukan bagian-bagian sepanjang permukaan di mana tekanannya adalah
negatif atau kurang dari tekanan atmosfir dan juga bagian-bagian dengan tekanan
positif atau lebih besar dari tekanan atmosfir (Suseno, 2010).
Tekanan negatif pada permukaan atas
sayap membuat gaya yang lebih besar dari pada tekanan positif yang mengenai
permukaan bawah sayap. Gambar 3 menunjukkan penyebaran tekanan sepanjang airfoil pada 3 angle of attack yang
berbeda-beda. Pada umumnya, pada angle of attack yang besar, pusat
tekanan (Center of Pressure) pindah ke depan sedangkan pada angle
of attack yang kecil pusat tekanan berpindah ke bagian belakang. Dalam
rancangan struktur sayap, pergeseran pusat tekanan ini sangat penting, karena
mempengaruhi posisi beban udara yang ditanggung oleh sayap pada keadaan angle
of attack yang kecil dan angle of attack yang besar (Suseno,
2010).
Gambar 2.12 Distribusi Tekanan Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)
Keseimbangan aerodinamis dan
kemampuan kendali diatur oleh perbedaan dari pusat tekanan. Pusat tekanan
ditentukn oleh perhitungan dan percobaan di terowongan angin dengan cara
memberikan angle of attack yang berbeda-beda pada airfoil di sepanjang jangkauan kerja normal. Pada waktu angle of attack diubah, karakteristik
penyebaran tekanan juga berubah (Suseno, 2010).
Gaya tekanan positif (+) dan negatif
(–) dijumlahkan pada setiap nilai angle of attack dan didapat resultan
hasilnya. Total resultan tekanan diperlihatkan oleh vektor resultan gaya pada
gambar 4 (Suseno, 2010).
Gambar 4 Gaya Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)
Kamis, 17 Januari 2013
AEROMODELLING PRODUCT
- KEVLAR THREAD
2. FIBER GLASS CLOTH 1.4oz
3. TIMER MEKANIK 3 FUNGSI FF
4. WOVEN ROVING 200gram
5. BODY F2C
6. CARBON FIBER STRIP RIBS F1H & F1A
7. CARBON FIBER STRIPS
8. TALI PENARIK F1A & F1H
Info lebih lanjut silahkan hubungi
PIN BM: 512BCF81
email: mayhaacer@gmail.com
Sabtu, 05 Januari 2013
Airfoil
• Permukaan atas (Upper Surface)
• Permukaan bawah (Lowerer Surface)
• Mean camber line adalah tempat kedudukan titik-titik antara permukaan atas dan bawah airfoil yang diukur tegak lurus terhadap mean camber line itu sendiri.
• Leading edge adalah titik paling depan pada mean camber line, biasanya berbentuk lingkaran dengan jari-jari mendekati 0,02 c
. • Trailing edge adalah titik paling belakang pada mean camber line
• Camber adalah jarak maksimum antara mean camber line dan garis chord yang diukur tegak lurus terhadap garis chord.
• Ketebalan (thickness) adalah jarak antara permukaan atas dan permukaan bawah yang diukur tegak lurus terhadap garis chord.
Gambar 1 NACA Airfoil Geometry Sumber: Benson (2010)
RC HOBY
Sebelum mengenal jauh tentang Model pesawat RC
alangkah baiknyakita belajar tentang
istilah yang ada pada kelas RC .Salah satu model yang memiliki teknologi
dan keterampilan tertinggi adalah pesawat yang dikendalikan dengan gelombang
radio ( RADIO CONTROL )
Pada
jenis ini penerbang dan pesawatnya secara fisik tidak berhubungan langsung tapi
dengan perantara gelombang radio untuk merubah arah, gerakan dan kecepatan
modelnya. Selama penerbangan pilot berada didarat.
Penerbang itu sendiri mengatur modelnya
melalui pemancar ( TRANSMITTER ) yang memiliki beberapa saluran ( CHANNEL
). Adapun saluran-saluran tersebut memiliki kegunaan masing-masing, antara lain
untuk mengendalikan naik-turun pesawat, menentukan putaran mesin, membelokkan pesawat
dan masih ada beberapa fungsi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
kemampuan pesawat model itu.
Gelombang yang dikirim oleh penerbang di darat
melalui saluran-saluran tadi diterima oleh peralatan penerima ( RECEIVER ) pada
pesawat model , kemudian diteruskan kebagian-bagian pengendali pesawat melalui
SERVO. Peralatan ini terhubung langsung dengan receiver melalui kabel.
Setiap servo tersebut dihubungkan
kebagian-bagian pengendali pesawat melalui batang pendorong ( PUSH ROD )
. Batang pendorong ini akan menyalurkan gerakan servo untuk mengatur bidang
pengendali dan kemudi pesawat seperti kemudi guling ( AILERONS )
pada saya
Model dalam kategori ini ada 2 yaitu yang
bersayap tetap ( FIXED WING ) jenisnya seperti pesawat pad umumnya dan bersayap
putar ( ROTARY WING ) atau yang lebih populer dengan nama HELICOPTER umumnya
untuk pemula dapat menggunakan model latih ( RC TRAINER ), dimana pesawat ini memiliki
tingkat stabilitas yang tinggi serta gaya angkat yang tinggi disamping
itu sederhana dalam penggunaanya. Untuk model ini, biasanya pemula diajarkan
bagaimana cara naik-turun, berbelok dan mengatur putaran mesin.
Saat ini ada 2 jenis mesin yang umum digunakan
yaitu mesin 2 langkah dan 4 langkah. Mesin 4 langkah memiliki karateristik
putaran yang lebih rendah namun tenaga yang dihasilkan lebih besar. Biasanya
dipakai untuk aerobatic model . Jumlah saluran ( CHANNEL ) model ini tidak
terlalu banyak, sehingga penerbang dapat dengan mudah mengerti fungsi-fungsi
dasar dari radio control serta kemampuan pesawat. Untuk tingkat yang lebih
mahir digunakan pesawat model Radio Control AEROBARTIC ,untuk mengimbangi
gerakan pesawat lebih bervariasi , digunakan jumlah saluran yang lebih banyak yang
dihubungkan dengan bidang kendali tambahan yang tidak dibutuhkan pada model pemula.
Jenis lain yang menggunakan radio sebagai alat
pengendalinya adalah model pesawat layang (SOARING GLIDER ). Dalam hal
ini , model ditarik dengan tali sepanjang 30 meter seperti menerbangkan
layang-layang, kemudian dilepas. Pesawat tersebut akan terbang bebas untuk dikendalikan
penerbangnya.
Setiap servo tersebut dihubungkan
kebagian-bagian pengendali pesawat melalui batang
pendorong ( PUSH ROD ) . Batang
pendorong ini akan menyalurkan gerakan servo untuk
mengatur bidang pengendali dan
kemudi pesawat seperti kemudi guling ( AILERONS ) pada
saya
Model dalam kategori ini ada 2 yaitu
yang bersayap tetap ( FIXED WING ) jenisnya seperti
pesawat pad umumnya dan bersayap
putar ( ROTARY WING ) atau yang lebih populer dengan
nama HELICOPTER
Umumnya untuk pemula dapat
menggunakan model latih ( RC TRAINER ), dimana pesawat ini
memiliki tingkat stabilitas yang
tinggi serta gaya angkat yang tinggi disamping itu sederhana
dalam penggunaanya.
Untuk model ini, biasanya pemula
diajarkan bagaimana cara naik-turun, berbelok dan mengatur
putaran mesin. Saat ini
ada 2 jenis mesin yang umum digunakan yaitu mesin 2 langkah dan 4
langkah. Mesin 4 langkah memiliki
karateristik putaran yang lebih rendah namun tenaga yang
dihasilkan lebih besar. Biasanya
dipakai untuk aerobatic model .
Jumlah saluran ( CHANNEL ) model ini
tidak terlalu banyak, sehingga penerbang dapat dengan
mudah mengerti fungsi-fungsi dasar
dari radio control serta kemampuan pesawat.
Untuk tingkat yang lebih mahir
digunakan pesawat model Radio Control AEROBARTIC ,untuk
mengimbangi gerakan pesawat lebih
bervariasi , digunakan jumlah saluran yang lebih banyak
yang dihubungkan dengan bidang
kendali tambahan yang tidak dibutuhkan pada model
pemula.
Jenis lain yang menggunakan radio
sebagai alat pengendalinya adalah model pesawat layang (
SOARING GLIDER ). Dalam hal
ini , model ditarik dengan tali sepanjang 30 meter seperti
menerbangkan layang-layang, kemudian
dilepas. Pesawat tersebut akan terbang bebas untuk dikendalikan penerbangnya.
MENDETEKSI THERMAL
Thermal adalah dimana kondisi penghangatan permukaan Bumi dari radiasi matahari, dan contoh konveksi. Matahari menghangatkan daratan, yang akhirnya menghangatkan udara di atasnya.Udara hangat menyebar, menjadi kurang padat daripada massa udara sekitarnya. Massa udara yang lebih ringan naik, dan ketika naik, udara mendingin karena perluasannya pada tekanan rendah di ketinggian tinggi. Berhenti naik ketika telah mendingin hingga mencapai temperatur yang sama dengan udara sekitarnya. Berkaitan dengan termal adalah aliran ke bawah yang mengelilingi kolom termal. Bagian luar yang bergerak ke bawah disebabkan oleh udara dingin yang digantikan di atas termal.
Termal biasanya ditandai dengan munculnya awan kumulus. Ketika angin tenang datang termal dan awan kumulus dapat bersilangan sesuai arah angin. Awan kumulus terbentuk oleh udara yang naik di sebuah termal ketika mendingin dan naik, hingga uap air di udara mulai mengembun menjadi titik-titik air. Air yang mengembun ini melepaskan energi panas laten yang membolehkan udara naik lebih tinggi. Udara yang sangat tidak stabil dapat mencapai tingkat bebas konveksi (LFC) dan kenaikan yang sangat tinggi dapat mengembunkan sejumlah besar air dan menghasilkan hujan atau bahkan badai petir.
TEST FLIGHT F1H dan F1A
Test flight F1A dan F1H tidak jau berbeda dengan OHLG. Tujuan dari Test Flight itu sendiri adalah memastikan karakter pesawat. Setting pesawat mulai dari belok,CG dan cara melempar dapat diketahui dari test flight.
Arah glide pesawat yang benar adalah menghadapkan moncong pesawat ke arah datangnya angin. Moncong pesawat sedikit diarahkan ke bawah tapi jangan terlalu bawah lalu dilempar pelan dan agak didorong. Agar teman-teman mudah mengaplikasikannya kita lihat gambar berikut
Arah glide pesawat yang benar adalah menghadapkan moncong pesawat ke arah datangnya angin. Moncong pesawat sedikit diarahkan ke bawah tapi jangan terlalu bawah lalu dilempar pelan dan agak didorong. Agar teman-teman mudah mengaplikasikannya kita lihat gambar berikut
Setelah proses glide dirasa cukup dan settingan pesawat sudah ketemu, saatnya menerbangkan pesawat. Kaitkan HOOK dengan ring yang ada pada tali penarik,cek angin setelah merasa siap tarik talinya.F1a dan F1H cara menerbangkannya sama . Langkah menerbangkan pesawat ini seperti kita main layang-layang diwaktu kecil
TEST FLIGHT OHLG
Pesawat model yang sudah selesai dirakit, sebelum benar-benar diterbangkan alangkah baiknya kalau kita melakukan test flight. Tujuan dari Test Flight itu sendiri adalah memastikan karakter pesawat. Setting pesawat mulai dari belok,CG dan cara melempar dapat diketahui dari test flight.
Arah glide pesawat yang benar adalah menghadapkan moncong pesawat ke arah datangnya angin. Moncong pesawat sedikit diarahkan ke bawah tapi jangan terlalu bawah lalu dilempar pelan dan agak didorong. Agar teman-teman mudah mengaplikasikannya kita lihat gambar berikut
Arah glide pesawat yang benar adalah menghadapkan moncong pesawat ke arah datangnya angin. Moncong pesawat sedikit diarahkan ke bawah tapi jangan terlalu bawah lalu dilempar pelan dan agak didorong. Agar teman-teman mudah mengaplikasikannya kita lihat gambar berikut
Setelah proses glide dirasa cukup dan settingan pesawat sudah ketemu, saatnya menerbangkan pesawat. Dalam menerbangkan pesawat yang perlu dan nomer 1 adalah arah datangnnya angin. Ambil posisi menghadap arah datangnnya angin dan bergeser -+ 30-45 derajat kekanan (untuk pesawat setting belok kiri dan settingan saya). Tunggu angin dan LEMPARRRR
Aeromodeller sangat suka experiment untuk hasil yang lebih bagus,mungkin gambar di atas bisa dicoba.
AEROMODELLING SHOP
AEROMODELLING SHOP ADALAH REKAN AEROMODELLER YANG MELAYANI PEMBUATAN PESAWAT MODEL BERBAGAI KELAS DAN BERBAGAI MODEL SERTA MENYESUAIKAN DENGAN PERMINTAAN PEMESAN
AEROMODELLING SHOP JUGA MENYEDIAKAN BARANG-BARANG KEBUTUHAN DAN PERLENGKAPAN AEROMODELLING.
ADMIN: 085729427193
AEROMODELLING SHOP JUGA MENYEDIAKAN BARANG-BARANG KEBUTUHAN DAN PERLENGKAPAN AEROMODELLING.
ADMIN: 085729427193
Langganan:
Postingan (Atom)