Kamis, 18 Desember 2014

Test Flight F2A

Test Flight F2A di Agro Yogyakarta


Hallo Semua, salam Life for fly ..yaaaa
Lama tak bersua yaa...edisi sekarang ini cuma mau nunjukiin produk baru dari kita orang.
Pesawat dari kelsa F2 atau disebut Control Line ato temen2 banyak yang menyebut ini UC(Unit Control) Klo g salah sih gituuu..

langsung penampakannya aja yaa.. biar g penasaran n ntr bisa tidur nyenyak..wkwkwkwkw

Penampakan dari sisi atas
Pesawat jenis ini sudah mengadopsi ilmu tentang composite material. Apaan tuu ...composite material. Ane juga gak paham apa tu definisi dari composite material..intinya aja yaa.. Pesawat ini bukan lagi full balsa melainkan sudah ada bahan tambahan atau material tambahan sebagai pendukung yaitu Wing yang biasanya cuma balsa, kini sudah dilapisi dengan Fiber Cloth dan Epoxy. Body full dengan Fiber Cloth n Epoxy. Jadi pesawat selain  Lebig Ringan juga semakin kuat dengan adanya bahan pendukung tersebut.
Penampakan Pesawat dari Sisi Atas bagian Luar.

Penampakan sisi bawah pesawat
detail bagian Tail Pesawat

Dibawah ini ada link hasil uji coba atau Test Fligh Pesawat F2A

https://www.youtube.com/watch?v=yfGUvByqPc0


Rabu, 13 Maret 2013

CARA MELEMPAR OHLG

OHLG outdoor hand lounch glider cara melemparnya bagi pemula adalah hal yang sangat sulit. Agar belajar melempar semakin mudah coba trik2 berukut,Arah  pesawat yang benar adalah menghadapkan moncong pesawat ke arah datangnya angin. Geser sekitar 30-40 derajat kekanan dan usahakan melempar ke arah depan dan atas,bayangkan aja lagi lempar batu untuk nimpuk mangga tetangga.hahahahaha.

Jauhkan ragu2,karena ragu akan membuat lemparan tidak maksimal. Ambil ancang2,ada aeromodeller yang sambil lari ada yang sambil melangkah mantap dan ada juga yang cuma diam aja, itu sebagian dari gaya mau pake mana aja boleh yang penting nyaman n bisa konsentrasi. Rasakan angin yang datang dan bila udah manteb beud ee ee banget maksudnya lemparlah sekuat tenaga.

 Amati setiap kali lempar dan koreksi setiap kali penerbangan apakan model lemparannya sudah pas mantab atau perlu koreksi tertentu. Untuk pemula disarankan ditemani oleh seorang yang berpengalaman untuk membantu meng-koreksi setiap lemparan dan hasilnya.




Senin, 21 Januari 2013

EVENT AEROMODELLING 2013

Pada dasarnya FASI Aeromodelling memiliki agenda rutin yang tidah harus dalam 1 tahun selesai. Namun tahun 2013 ini event Aeromodelling lebih ramai dari tahun-tahun kemaren khususnya tahun 2011-2012,mungkin persiapan PRAPON dan PON yang memakan banyak pikiran dan tenaga agar hasilnya maksimal. Berikut adalah agenda yang sementara kami dapat tentang event Aeromodelling dittahun 2013 dikutip langsung dari web resmi FASI Aeromodelling


  1.  Liga Free Flight Seri I 2013, IFC IV
    Liga Free Flight Seri I, 2013 akan digelar dalam event Ista Flying Contest IV (IFC IV) oleh Himpunan Mahasiswa Mesin IST Akprind, Yogyakarta.pada :

    Hari : Kamis s.d. Senin
    Tanggal : 21 s.d. 25 Pebruari 2013
    Tempat : Lapangan Udara Gading, Provinsi DIY.
    Waktu : 0800 s.d. 1700

  2.   Liga RC Airplane Pylon Race Seri I, 2013
    Akan dilaksanakan pada :
    Hari : Jum'at - Minggu
    Waktu : 00.08 - 17.00 WIB
    Tanggal : 22-24 Februari 2013
    Tempat : Lapangan Aeromodelling Lanud Sulaiman Prov. Jawa Barat 

  3. Liga F2D Seri I, 2013
    Liga F2D (Control Line Combat) Seri I 2013 akan dilaksanakan pada :

    Hari : Jum’at s.d. Minggu
    Tanggal : 29 s.d. 31 Maret 2013
    Tempat : Lapangan Aldiron, Pancoran, Provinsi DKI Jakarta
    Waktu : 0800 s.d. 1700

     


AIRFOIL bag II



Karakteristik Airfoil
Di terowongan angin atau pada sebuah penerbangan, sebuah airfoil secara sederhana adalah sebuah objek streamline yang disisipkan pada aliran udara yang bergerak. Jika airfoilnya berbentuk tetesan air maka perubahan kecepatan dan tekanan dari aliran udara yang melewati bagian atas dan bawah akan sama di kedua sisi. Tapi kalau bentuk tetesan air itu dipotong di tengah dengan sama rata, hasilnya adalah sebuah bentuk sederhana airfoil (sayap). Jika airfoil itu dinaikkan (mendongak) maka aliran udara akan menabrak dengan sebuah sudut tertentu (angle of attack), molekul udara yang bergerak melewati permukaan atas akan dipaksa untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul udara yang bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul di atas harus menjalani jarak yang lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yang di atas. Pertambahan kecepatan ini mengurangi tekanan di atas airfoil (Mulyadi, 2010).
Momentum adalah resistansi dari sebuah benda yang bergerak ketika arah dan besar gerakannya diubah. Ketika setiap benda dipaksa untuk bergerak dalam gerakan melingkar, benda tersebut akan memberikan reaksi resistansi dengan arah keluar yang berlawanan dengan pusat putaran. Ini disebut gaya sentrifugal. Seperti pada gambar 2  terlihat ketika partikel udara bergerak dengan arah melengkung AB, gaya sentrifugal cenderung membuangnya ke arah panah antara A dan B, sehingga menyebabkan udara untuk mendesak lebih dari tekanan normal di leading edge-nya airfoil. Tapi setelah partikel udara melewati titik B (titik berbalik arah dari arah lengkungan/kurva) gaya sentrifugal cenderung untuk membuang partikel pada arah panah antara B dan C (menyebabkan berkurangnya tekanan pada airfoil). Efek ini berlaku sampai partikel udara mencapai titik C, titik kedua berbalik arah dari lengkungan aliran udara. Kembali lagi, gaya sentrifugal dibalikkan dan partikel udara cenderung untuk memberi sedikit lebih tekanan dari normal pada trailing edge dari airfoil tersebut, sebagaimana digambarkan dengan panah pendek antara C dan D (Suseno, 2010).





Gambar 2  Momentum Mempengaruhi Aliran Udara Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)

Tekanan udara dari permukaan bagian atas airfoil disebarkan sehingga tekanan lebih besar di leading edge daripada tekanan atmosfir sekitarnya, menyebabkan tahanan yang kuat pada gerakan ke depan, tapi tekanan udara lebih sedikit daripada tekanan atmosfir sekitarnya di sebagian besar permukaan atas (B ke C). Seperti terlihat pada penggunaan teori Bernoulli pada sebuah bejana venturi, pertambahan kecepatan udara pada bagian atas dari airfoil menyebabkan turunnya tekanan. Tekanan yang turun ini adalah salah satu komponen dari total daya angkat. Tapi adalah sebuah kesalahan untuk berasumsi bahwa perbedaan tekanan antara permukaan bagian atas dan bagian bawah tersebut adalah satu-satunya hasil total dari produksi daya angkat (Suseno, 2010).
Sebuah tekanan positif dihasilkan karena sifat udara yang mengalir di bawah sayap, terutama pada angle of attack yang tinggi. Tapi ada aspek lain dari aliran udara ini yang harus dipelajari. Pada sebuah titik di dekat leading edge, aliran udara pada hakekatnya sebenarnya berhenti (stagnation point) dan dengan bertahap kecepatannya akan bertambah. Di titik yang sama di trailing edge, kembali lagi aliran udara itu mencapai kecepatan yang sama dengan kecepatan aliran udara di permukaan atasnya. Sesuai dengan prinsip Bernoulli, ketika aliran udara makin pelan di bawah sayap, sebuah tekanan positif ke atas terjadi menekan sayap, jika kecepatan fluida berkurang, tekanan harus bertambah (Suseno, 2010).
Pada dasarnya, hal ini hanyalah “memperkuat tekanan positif” karena kejadian ini menambah perbedaan tekanan antara permukaan atas dan bawah dari airfoil, sehingga menambah total daya angkat dibandingkan jika tidak ada penambahan tekanan di bagian bawah permukaan. Kedua prinsip Bernoulli dan hukum Newton bekerja jika daya angkat diproduksi oleh sebuah airfoil. Dari percobaan yang dilakukan pada model di terowongan angin sebenarnya, telah diketahui bahwa pada waktu udara mengalir sepanjang permukaan dari sebuah sayap dengan angle of attack yang berbeda-beda, maka ditemukan bagian-bagian sepanjang permukaan di mana tekanannya adalah negatif atau kurang dari tekanan atmosfir dan juga bagian-bagian dengan tekanan positif atau lebih besar dari tekanan atmosfir (Suseno, 2010).
Tekanan negatif pada permukaan atas sayap membuat gaya yang lebih besar dari pada tekanan positif yang mengenai permukaan bawah sayap. Gambar 3 menunjukkan penyebaran tekanan sepanjang airfoil pada 3 angle of attack yang berbeda-beda. Pada umumnya, pada angle of attack yang besar, pusat tekanan (Center of Pressure) pindah ke depan sedangkan pada angle of attack yang kecil pusat tekanan berpindah ke bagian belakang. Dalam rancangan struktur sayap, pergeseran pusat tekanan ini sangat penting, karena mempengaruhi posisi beban udara yang ditanggung oleh sayap pada keadaan angle of attack yang kecil dan angle of attack yang besar (Suseno, 2010).
                                         

Gambar 2.12 Distribusi Tekanan Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)

Keseimbangan aerodinamis dan kemampuan kendali diatur oleh perbedaan dari pusat tekanan. Pusat tekanan ditentukn oleh perhitungan dan percobaan di terowongan angin dengan cara memberikan angle of attack yang berbeda-beda pada airfoil di sepanjang jangkauan kerja normal. Pada waktu angle of attack diubah, karakteristik penyebaran tekanan juga berubah (Suseno, 2010).
Gaya tekanan positif (+) dan negatif (–) dijumlahkan pada setiap nilai angle of attack dan didapat resultan hasilnya. Total resultan tekanan diperlihatkan oleh vektor resultan gaya pada gambar 4 (Suseno, 2010).


Gambar 4 Gaya Pada Airfoil
Sumber: Suseno (2010)